Aku Membicarakan tentang Dia

diam-diam aku mengagumi langit mengagumi ketinggiannya, ya ternyata dia terlalu tinggi aku sudah memanjat pohon, pun hingga berke...


diam-diam aku mengagumi langit
mengagumi ketinggiannya, ya ternyata dia terlalu tinggi
aku sudah memanjat pohon, pun hingga berkeringat di puncak gunung tertinggi
namun tak juga sanggup menyentuh, lirih

aku juga membicarakan tentang bulan
sial, aku telat menyadarinya, jika ternyata letak bulan jauh lebih tinggi dari langit
menyerah? tentu tidak.
walaupun akhirnya aku hanya bisa memandanginya, lagi dan lagi
pesawat tak sanggup menjangkau bulan, pesawat hanya melewati awan-awan menuju langit.

Iya betul, entah kebetulan atau apapun itu, aku menemukan cara untuk menyentuh langit. lewat pesawat!
sial, lagi-lagi aku telat menyadari.
di dalam pesawat aku tak bisa menyentuh langit.
di balik jendelanya, hanya dapat menggumam, memuji keindahan langit dari dekat.

aku tak pernah berminat membicarakan matahari.
atau apalah itu benda bundar yang menggerahkan.
dia yang angkuh, sombong, tapi dia sangat penakut dan gampang gugup
setiap kali disapa halilintar dia akan sembunyi di belakang awan.

sial, sejak kapan aku jadi pemerhati matahari?



Ditulis dan dibacakan oleh Cahyo Prasetiyo di Malam Puisi Bandung Café Singa, 15 Februari 2015

Baca Juga yang Ini

0 komentar