coretan sederhana
hari kemarin
penyesalan
surat
untuk Tuhan
Surat untuk Hari Kemarin
12:53:00Dear hari kemarin,
Menyebalkan
rasanya mata harus terbuka kembali saat matahari datang begitu terburu-buru,
padahal mimpi pun belum sempat. Haruskah aku mengeluh lagi? Tentang semuanya,
tentang waktu yang rasanya tak pernah cukup untuk menyelesaikan segala urusan
dunia yang tak pernah dapat mempertemukan penyelesaian yang tepat, tak pernah
terpuaskan, dan tak pernah usai?
Dunia
pagi ini diutus oleh Tuhan untuk mengawal hari-hari menyebalkan sedari kemarin.
Setelah Tuhan memutuskan untuk masih saja memberikan nafas-Nya pada paru-paru,
hingga masih saja membanjiri jantung dengan getarannya yang selaras, sama seperti
kemarin. Aku yang tak kuasa apa, hanya merasa harus menjalani. Harus, apapun
yang sudah terjadi dan akan terjadi. Ya, sekali lagi karena tak kuasa atas
apapun.
Mungkin, Tuhan hendak memberikan kesempatan padaku untuk dapat mencicipi perihnya
penyesalan, atau sekedar ingin menunjukan hasil dari kebodohan yang telah di
perbuat di hari kemarin.
Hari
kemarin, si bijak selalu berkata untuk terus berjalan karena hidup adalah perjalanan.
Karena hidup adalah untuk kebahagiaan esok. Karena hidup adalah kumpulan
desakan penyesalan-penyesalan di hari kemarin. Karena hidup adalah kemampuan
luas jangkauan tangan untuk menghapus penyesalan-penyesalan di hari ini. dan
karena hidup adalah upaya memunahkan penyesalan-penyesalan baru yang bermigrasi
di hari esok.
Jadi
hari kemarin, sebab aku yang tak kuasa, sebab aku manusia payah dengan
berkepalakan alasan, sebab kembali padamu adalah sebuah ketidakmungkinan,
biarkan aku selesaikan segalanya dengan tepat waktu, pada detik terakhir
sekalipun. Jangan jalan berburu-buru, agar aku dapat berjalan selaras tak ter
tinggal darimu. Saat lelah, ingatkan aku untuk menunduk, mengumpulkan mimpi
yang meninggi, kemudian berlari mengejarmu yang tak mungkin berhenti. Biarkan
aku berusaha tidak menutup hari dengan penyeselan baru di hari esok, ya,
menjadikan hari ini sebagai hari kemarin yang ku kutuki kembali di hari esok.
Kau tak ingin ku kutuki bukan? Tidak ingin ku sumpahi dengan beribu serapah
sampah, kan? Maka, jadilah baik. Selalu.
Regards,
C
0 komentar