coretan sederhana
Menunggu Pelangi
20:31:00Aku adalah matahari, saat kamu dan dia adalah bongkahan awan yang berkutub sama, yang selalu dipaksakan untuk selalu bersatu.
Saat Kamu
dan Dia sudah terlalu lama terdiam, menahan beban sendiri,
Hingga jenuh
dan permukaan kalian menghitam.
Kalian belum
juga tersadar, Aku adalah matahari.
Selalu
berada di atas, melihat kalian dan selalu menunggu saat yang tepat untuk
bersinar dan datangkan pelangi.
Kamu yang
sering lewat di depanku tanpa menyapa, pura-pura tidak melihat, atau mungkin
dibuat tidak melihat..
Iya, oleh
Dia dan karena dia yang selalu datang dan berdiam di hadapanku, untuk
menghalangi sinarku.
Entahlah..
Aku memang
tak selalu ada disini..
Hanya
diwaktu siang saja Aku dapat melihatmu,
Merasa
sangat dekat denganmu, hingga tahu apa yang sedang kamu lakukan, dan apa yang
sedang kamu rasakan..
Iya, cukup dengan melihat warna permukaanmu yang
putih bersih atau bahkan hitam gelap,,
Bahkan
terkadang kau tampak tak terlalu hitam dan tidak juga putih..
Pernah suatu
waktu kamu datang menghampiriku,,
Sadarkah
kamu?
Saat itu sengaja cahayaku kutujukan semuanya padamu, Kubiarkan sejenak bumi dan sekitarku redup
Kau
ceritakan semua lukamu,,
Menjadi
gerimis dan kelamaan menjadi hujan yang lebat..
Aku
mengalah,, mencoba belajar menjadi pendiam dan pendengar yang baik..
Hingga
kemudian dia datang, bongkahan awan besar dalam bentuk yang tidak beraturan,,
Permukaannya
hitam legam, menampung berton-ton uap air yang jenuh dan berontak tak sabar
untuk ditumpahkan..
Kau dan Dia bertemu,
mendekat, saling bersenggolan dan beradu..
Inilah saat ketika dua awan yang berkutub sama, dipaksakan untuk tetap bersatu..
Maka
halilintarlah menggelegar, gunturlah yang berseru!
Air yang
jenuh itu tertumpahkan ke bumi..
Kamu menatapku,,
Menunggu
pelangi kah??
0 komentar